Back

NZD/USD Anjlok di Bawah 0,5820 karena Antipodean Melemah Secara Keseluruhan

  • NZD/USD menghadapi aksi jual yang intens di tengah ketidakpastian menjelang konferensi ekonomi tahunan Tiongkok selama dua hari.
  • RBNZ diprakirakan akan memangkas suku bunga sebesar 50 bp pada pertemuan kebijakan di bulan Februari 2025.
  • Pergerakan Dolar AS selanjutnya akan dipengaruhi oleh data inflasi AS untuk bulan November.

Pasangan mata uang NZD/USD jatuh mendekati 0,5820 di sesi Amerika Utara hari Selasa. Pasangan mata uang NZD/USD menghadapi tekanan jual yang kuat karena mata uang antipodean melemah di tengah ketidakpastian menjelang konferensi ekonomi tahunan Tiongkok yang akan diadakan pada 11-12 Desember.

Politbiro Tiongkok diprakirakan akan mengumumkan stimulus ekonomi bank-bank besar untuk mendorong konsumsi domestik dan menstabilkan sektor real estat yang terpukul, sebuah skenario yang akan mendorong aktivitas perdagangan dengan Selandia Baru (NZD) dan memperkuat daya tarik Dolar Selandia Baru (NZD) sebagai salah satu mitra dagang utama Tiongkok.

Di dalam negeri, Dolar Selandia Baru tetap berada di bawah tekanan karena ekspektasi pasar untuk Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) yang akan memangkas suku bunga lagi sebesar 50 basis poin (bp) pada pertemuan pertama di bulan Februari. Pertaruhan dovish RBNZ semakin menguat setelah komentar dari Perdana Menteri Selandia Baru Christopher Luxon yang menekankan penurunan inflasi dan suku bunga untuk menstimulasi ekonomi.

Sementara itu, pemulihan lebih lanjut dalam Dolar AS (USD) juga membebani pasangan mata uang NZD/USD. Indeks Dolar AS (DXY), yang melacak nilai Greenback terhadap enam mata uang utama, naik mendekati 106,40. Greenback menguat meskipun ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bp) menjadi 4,25%-4,50% tetap kuat.

Ke depan, investor akan fokus pada data Indeks Harga Konsumen (IHK) Amerika Serikat (AS) untuk bulan November yang dapat mempengaruhi spekulasi dovish The Fed, yang akan dipublikasikan pada hari Rabu.

Pertanyaan Umum Seputar Dolar Selandia Baru 

Dolar Selandia Baru (NZD), yang juga dikenal sebagai Kiwi, adalah mata uang yang diperdagangkan di kalangan para investor. Nilainya secara umum ditentukan oleh kesehatan ekonomi Selandia Baru dan kebijakan bank sentral negara tersebut. Namun, ada beberapa kekhususan unik yang juga dapat membuat NZD bergerak. Kinerja ekonomi Tiongkok cenderung menggerakkan Kiwi karena Tiongkok adalah mitra dagang terbesar Selandia Baru. Berita buruk bagi ekonomi Tiongkok kemungkinan berarti lebih sedikit ekspor Selandia Baru ke negara tersebut, yang memukul ekonomi dan dengan demikian mata uangnya. Faktor lain yang menggerakkan NZD adalah harga susu karena industri susu merupakan ekspor utama Selandia Baru. Harga susu yang tinggi meningkatkan pendapatan ekspor, memberikan kontribusi positif bagi ekonomi dan dengan demikian terhadap NZD.

Bank Sentral Selandia Baru (RBNZ) bertujuan untuk mencapai dan mempertahankan tingkat inflasi antara 1% dan 3% dalam jangka menengah, dengan fokus untuk mempertahankannya di dekat titik tengah 2%. Untuk tujuan ini, bank menetapkan tingkat suku bunga yang sesuai. Ketika inflasi terlalu tinggi, RBNZ akan menaikkan suku bunga untuk mendinginkan ekonomi, tetapi langkah tersebut juga akan membuat imbal hasil obligasi lebih tinggi, meningkatkan daya tarik para investor untuk berinvestasi di negara tersebut dan dengan demikian meningkatkan NZD. Sebaliknya, suku bunga yang lebih rendah cenderung melemahkan NZD. Apa yang disebut perbedaan suku bunga, atau bagaimana suku bunga di Selandia Baru dibandingkan atau diharapkan dibandingkan dengan yang ditetapkan oleh Federal Reserve AS, juga dapat memainkan peran penting dalam menggerakkan pasangan mata uang NZD/USD.

Rilis data ekonomi makro di Selandia Baru merupakan kunci untuk menilai kondisi ekonomi dan dapat memengaruhi valuasi Dolar Selandia Baru (NZD). Ekonomi yang kuat, yang didasarkan pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi, pengangguran yang rendah, dan keyakinan yang tinggi, baik untuk NZD. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi menarik investasi asing dan dapat mendorong Bank Sentral Selandia Baru untuk menaikkan suku bunga, jika kekuatan ekonomi ini disertai dengan inflasi yang tinggi. Sebaliknya, jika data ekonomi lemah, NZD cenderung terdepresiasi.

Dolar Selandia Baru (NZD) cenderung menguat selama periode risk-on, atau ketika para investor menganggap risiko pasar yang lebih luas rendah dan optimis terhadap pertumbuhan. Hal ini cenderung mengarah pada prospek yang lebih baik untuk komoditas dan apa yang disebut 'mata uang komoditas' seperti Kiwi. Sebaliknya, NZD cenderung melemah pada saat terjadi turbulensi pasar atau ketidakpastian ekonomi karena para investor cenderung menjual aset-aset berisiko tinggi dan beralih ke aset-aset safe haven yang lebih stabil.

EUR/USD Jatuh di Bawah 1,0550 karena Kepercayaan Bisnis AS yang Optimis

Euro turun dari 1,0600 pada hari Senin dan jatuh lebih dari 80 poin terhadap Greenback pada hari Selasa setelah Jerman mengungkapkan bahwa inflasi tetap stabil. Sementara itu, Indeks Optimisme Bisnis NFIB di AS melonjak ke level tertinggi sejak Juni 2021. EUR/USD diperdagangkan di 1,0519.
अधिक पढ़ें Previous

Lelang Surat Berharga 3-Tahun Amerika Serikat Turun Ke 4.117% Dari Sebelumnya 4.152%

Lelang Surat Berharga 3-Tahun Amerika Serikat Turun Ke 4.117% Dari Sebelumnya 4.152%
अधिक पढ़ें Next